Alam Desa Tapos – Argotourism
Project : Perencanaan kawasan argowisata
( Agrotourism Planning)Area : 40 Ha
Location : Desa Tapos II.Cinangneng.Bogor Jawa barat.
Client : PT.Alam desa Tapos - Jakarta
Keunikan dan sekaligus kendala pada proyek ini adalah bagaimana merencanakan sebuah kawasan agrowisata pada lahan bekas persawahan dan bekas budidaya ikan mas di daerah
Dengan kemiringan kondisi permukaan tanah yang variatif dan 40 % luas lahan memiliki kemiringan yang sangat dratis (curam)
Suatu tantangan bagi arsitek lansekap untuk dapat merencanakan sekaligus melaksanakan proyek agrowisata ini agar sesuai dengan keinginan pemilik proyek untuk dapat membangun sendiri dengan mempergunakan sumber daya manusia disekitar proyek, yang nota bene adalah golongan petani.
Tujuan proyek adalah membangun perkebunan budidaya tanaman buah dan budidaya ikan konsumsi dilengkapi dengan fasilitas penunjang restoran sunda dan penginapan/resort.
Potensi tapak proyek ini dilintasi oleh sebuah kali yang lebarnya mencapai 8 meter dengan formasi berbatu dan memiliki air yang jernih.dikejauhan pandangan visual disekeliling tapak sangat mempesona dengan bentuk gunung salak yang utuh untuk dilihat dan pemandangan kota jakarta pada saat malam yang mengeluarkan formasi kelap-kelip lampu.
Proyek berjalan mulai tahun 2001 hingga 2005,dimulai dari perencanaan hingga supervisi pelaksanaan.Ditemani dengan 3 junior arsitek lansekap yang silih berganti dari waktu kewaktu.perencana melaksanakan tugas profesi.
Pada awalnya selama 4 bulan pertama,perencana seorang arsitek lansekap lebih banyak meluangkan waktu untuk tinggal dikawasan proyek yang masih merupakan persawahan dan perikanan rakyat.untuk dapat memahami keinginan dan impian pemilik proyek dan memperdalam pemahaman akan materi tapak.Hal ini dilakukan dengan banyak melakukan diskusi dengan pemilik dan melakukan riset disekitar area untuk mengetahui kemampuan sumber daya manusia penduduk lokal yang nantinya akan berperan sebagai pelaku tenaga kerja pada pembangunan proyek serta melakukan riset untuk menentukan tanaman unggulan bagi perkebunan yang sesuai dengan kondisi klimatologi tapak dan pemasaran produk.
Suatu impian yang idealis jika dapat dikatakan oleh perencana untuk pemilik proyek yaitu membangun suatu kawasan agro pada lokasi tanah yang tidak rata yang tentu akan mempersulit proses produktifitas perkebunan.akan tetapi sebuah tantangan bagi seorang arsitek lansekap haruslah merupakan suatu pengabdian terhadap profesi dan haruslah dijadikan sebagai bentuk permainan baru yang selalu bikin penasaran untuk diselesaikan.
Permasalahan yang tampak diproyek dimulai dari pelaksanaan berdasarkan peta topografi yang telah ada,perencana dibantu oleh seorang yunior arsitek lansekap berusaha mengimplementasikan gambar perencanaan ketapak.Kemampuan untuk mengukur dengan alat ukur theodolite mengakibatkan harus membuka kembali buku diktat kuliah ilmu ukur tanah pada saat kuliah dulu difakultas arsitektur lansekap-universitas trisakti.
Kompleksitas permasalahan timbul disebabkan impian pemilik untuk membangun sendiri pelaksanaan pembangunan denganhanya melibatkan tenaga kerja bangunan yang dimport dari ciamis dan tenaga kerja perkebunan yang di import dari ngawi-jawa tengah ditambah sebagian penduduk lokal.
Kebutuhan air bagi air siraman bagi perkebunan untuk tanaman pioner (bibit unggul) dilakukan dengan membuat sebuah danau buatan eluas 1,8 ha di salah satu area perkebunan,dengan maksud selain memenuhi kebutuhan air siraman juga dapat berfungsi sebagai kolam budidaya air tawar dan lokasi restoran dengan gaya arsitektur sunda serta danau tersebut dapat menjadi pengatur iklim mikro bagi pertumbuhan tanaman dengan menghasilkan kesejukan.
Pembangunan danau mempergunakan 1 mesin back hoe dan dengan konsep’ bedol desa’, perencana mengambil inisiatif untuk mengalirkan air dari kali cinangneng sebagai sumber air danau buatan tersebut.
Suatu upaya yang memerlukan pemikiran dan kerja keras untuk dapat merealisasikan pembangunan proyek ini,hanya dibantu dengan seorang yunior arsitek lansekap dan dalam waktu 4 tahun proyek ini berhasil rampung dan mulai berproduksi.suatu bentuk pengabdian untuk profesi arsitektur lansekap dan satu langkah kecil untuk maju berpraktisi telah diambil.
Saat kini jajaran pohon jambu jamaica dan jambu citra yang menjadi unggulan perkebunan ini telah berdiri dan tertata dengan rapi bagaikan prajurit yang berbaris, dikelilingi dengan sirkulasi yang dapat mencapai kesegala area perkebunan menyebabkan pengunjung tidak akan takut kotor untuk dapat berwisata di perkebunan tersebut, dan sebuah danau buatan menambah keunikan tapak berlaku sebagai cermin bagi matahari pada saat terbenam.Irama kali cinangneng yang jernih mengalun mendendangkan lagu pegunungan terdengar menetramkan hati dan latar belakang gunung salak diwaktu pagipun menjadi pelengkap bagi kesempurnaan panorama alam disekitar proyek.
Dan yang paling membanggakan dan mengharukan bagi perencana adalah kembalinya burung belibis kedalam tapak untuk terbang dan bersarang disekitar danau yang dulu pernah enggan untuk mampir dilokasi.
Dan hari ini juga produksi perkebunan terasa manis di lidah dan pemilik pun tersenyum dalam tidurnya.
Pemiliknya Tiada lain adalah Bapak SUWARNA ABDUL FATAH
BalasHapussalah seorang dari sekian banyak pejabat yang ditangkap KPK karena korupsi sewaktu menjabat gubernur di Kalimantan Timur.
Bagaimanapun juga ia tetap sebagai jalan pemiskinan warga sekitar. karena jalan penghidupan rakyat yang notabene petani dari sawah produktif. diubah menjadi kepemilikan pribadi hanya untuk memuaskan hasrat keduniawian belaka dengan potensi rakyat sekitar hanya dijadikan penonton sekaligus kuli upahan, setelah sebelumnya menjual rumah tanah beserta sawahnya sekaligus.
o bgtu tho .... jadi kontra produktif ya? mestinya suatu perancangan mampu memberi nilai tambah pd masy. lingk.nya...
BalasHapushahahahahhaa DESIGN adalah DESIGN mas, engga ada hubungannya sama KPK. Yang pentibng berKARYA, BEKERJA dan diBAYAR.
BalasHapus