Langsung ke konten utama

Lansekap Danau -Kambang Simpang Polda Dalam rekaman estetik



Pekerjaan perencanaan lansekap sebuah bentukan ruang terbuka yang terdapat di tengah kota, merupakan sebuah pekerjaan disain yang menarik dan menantang, karena segala aspek penting banyak yang harus di jadikan tidak sekedar menjadi bahan pertimbangan melainkan juga menjadi thema sentral dalam memberikan ’roh’ dalam hasil karya lansekap.

Apalagi jika lahan ruang terbuka tersebut itu di dominasi air,sebuah proyek perencanaan lansekap kambang ( dalam bahasa Palembang, telaga atau situ disebut kambang) simpang polda yang ada di kota Palembang tepatnya didepan markas kapolda palembang, merupakan sebuah proyek yang harus di kerjakan dengan keberanian dan kejujuran untuk mengolah ruang luar, tidak hanya untuk memenuhi syarat bagi ketentuan peraturan pemerintah tentang pencapaian kuota 30% luasan ruang terbuka hijau yang harus di miliki oleh sebuah kota, lebih jauh dari itu sebuah ruang terbuka harus dapat menjadi ruang publik yang nantinya akan menstimulasi perasaan dan rasa kepemilikan ( sense of belonging) bagi warga kota untuk tidak sekedar fungsi untuk sekedar menikmati hasil karya ruang terbuka tersebut.

Sebuah karya disain sebuah ruang kota ,nantinya tidak hanya akan menjadi fasilitas kota bagi penduduknya untuk sebagai tempat bersantai dan berinteraksi social, akan tetapi sebuah ruang kota akan menjadi tempat penyimpanan memori bagi pencinta taman atau penikmat ruang terbuka, sebuah ruang kota akan dapat memberikan warna dan pengalaman emosi kehidupan bagi para pemakai dan dalam skala kota, sebuah ruang terbuka kota akan dapat memberikan identitas kota yang menyimpan kepribadian penduduk kota tersebut.

Kambang simpang polda, awalnya di disain dengan tanpa adanya bentukan jalan layang yang sekarang tepat berdiri didepan taman tersebut, akan tetapi pada tahapan proses perencanaan hal tersebut sudah diketahui dan merupakan sebuah informasi penting bagi perencanaan ruang tersebut dan dampaknya terhadap pengguna jalan maupun pemakai ruang terbuka tersebut.

Sebagai permulaan, perancang melakukan riset tentang kondisi fisik lahan tersebut dan melakukan ‘ meditasi’ di lokasi dengan berdiri pada sudut-sudut lahan, dan pada saat itu terjadilah sebuah pergumulan antara proses kreatif dengan pendataan dimana segala pengalaman estetika perancang ikut mewarnai pengumpulan data visual lokasi yang tentunya nanti berguna sebagai pengingat dalam tahap perancangan danpada tahap presentasi kepada pihak yang memesan ( user).

Ruang yang hampir 70% di dominasi dengan hamparan air merupakan keunikan lahan dimana, factor potensi refleksi air menjadi andalan daya tarik dan dapat meransang psikologi manusia untuk merasa tenang, permasalahan yang terjadi adalah,lahan berada pada persimpangan lalulintas padat sehingga akutik bunyi dari deru kendaraan terdengar agak membisingkan dan itu mencapai pada titik tepi kambang dan juga ,kebiasaan pelintas jalan yang mengambil jalan singkat pada kondisi existing tapak menimbulkan jejak sirkulasi yang membuat rumput liar menjadi alur pejalan kaki tanpa terencana.

Perancang kemudian mengolah lahan dengan garis-garis geometris, hal ini dilakukan untuk menjadikan ruang lebih stabil karena dampak luasan air yang luas dan pada bagian-bagian tertentu ruang di disain untuk dapat membuat ruang menjadi lebih variatif dalam visual, hal ini di karenakan bentuk ruang yang statis dan perancang menggunakan berbagai elemen material keras seperti batu kali yang terkait dengan unsure air.dan sebagai pemecahan kebisingan akustik, diletakan sebuah air mancur untuk menjadi penetralisir bunyi dari luar.tinggal bagaimana menata pola tanaman untuk mereduksi bunyi kendaraan.

Terang dan Bersih menjadi kata kunci bagi perancang dalam meletakan sarana penunjang, karena kambang polda akan terpakai tidak hanya pada siang hari tetapi juga pada saat malam hari, karena berdekatan dengan perumahan penduduk.
Hari ini disain kambang simpang polda sudah terlaksana dan dapat di nikmati oleh para penduduk kota Palembang, dan di harapkan disain kambang dapat memenuhi keinginan dan kebutuhan penduduk kota dan pemerintah daerah.

Pada satu kesempatan perancang berkunjung ke Palembang dan mampir di kambang simpang polda, kemudian sebagai evaluasi disain, dan mulai menapak tilas titik-titik dimana dulu ‘ meditasi ‘ dilakukan dan perancang merasakan ruang maupun visual yang dulunya ada di ruang imajinasi kini dapat di lihat secara nyata dan dapat dirasakan secara total, cumin karena pohon-pohon belum besar atau mencapai pertumbuhan optimal seperti yang di harapkan perancang, ada kekurang sedikit pada saat seluruh indera sensori ingin merasakan ruang yang tercipta.

Tapi tak apalah,mungkin pada 5 atau 8 tahun di depan perancang akan kembali ke kambang simpang polda untuk merasakan secara penuh ruang yang terbentuk.

Terima kasih wong kito Palembang karena telah percaya terhadap arsitektur lansekap.
Satu lagi kepercayaan yang merupakan bagian kehormatan kehidupan berpraktisi.






Komentar

  1. thanks for the info, visit us also to http://moelyhadjati.blogspot.com/ and http://jasapenyewaanpartisi.blogspot.com/

    BalasHapus

Posting Komentar

we need your comment

Postingan populer dari blog ini

Rumah JAMBULUWUK Batu Malang

PROJECT      : RESORT HOTEL MASTERPLANNING AREA            : 5 HA LOCATION  : BATU MALANG - EAST JAVA CLIENT        : JAMBULUWUK RESORT MANAGEMENT Rumah jambuluwuk malang merupakan hasil perencanaan masterplan hotel resort. dengan segala tingkat kesulitan lahan yang terletak pada landasan lahan berkontur akan tetapi memiliki potensi visual dan iklim mikro. Sehingga kami sebagai perencana berusaha merekam sudut sudut visual terbaik dari pagi hari hingga malam hari , melawan dingin kota batu malang demi mendapatkan data informasi titik titik visual terbaik. Permasalahan Tapak: - Keragaman bentuk muka tanah ( kontur ) dengan kecuraman drastis - Permukiman yang menghalangi visual kearah pemandangan kota Gambar Rencana dan masa konstruksi The result

HOTEL JAMBULUWUK PETITENGET - SEMINYAK BALI

PROYEK : MASTERPLANNING HOTEL RESORT              JAMBULUWUK PETITENGET AREA      : 4000 M2 CLIENT   : PT ARCS HOUSE JAKARTA PERMASALAHAN TAPAK : - Bentuk Ruang Memanjang dengan hanyak lebar 12 - 25 M - Bentuk Ruang menyerupai kepala botol KONSEP AWAL DENGAN 3 ALTERNATIF TATALETAK DAN BENTUK BANGUNAN BENTUK ARSITEKTUR TERPILIH PROGRESS FINAL MASA OPERASIONAL

Perencanaan Kawasan Agrowisata

Alam Desa Tapos –  Argotourism Project    : Perencanaan kawasan argowisata              ( Agrotourism Planning) Area       : 40 Ha Location : Desa Tapos II.Cinangneng.Bogor Jawa barat. Client       : PT.Alam desa Tapos - Jakarta Keunikan dan sekaligus kendala pada proyek ini adalah bagaimana merencanakan sebuah kawasan agrowisata pada lahan bekas persawahan dan bekas budidaya ikan mas di daerah Dengan kemiringan kondisi permukaan tanah yang variatif dan 40 % luas lahan memiliki kemiringan yang sangat dratis (curam) Suatu tantangan bagi arsitek lansekap untuk dapat merencanakan sekaligus melaksanakan proyek agrowisata ini agar sesuai dengan keinginan pemilik proyek untuk dapat membangun sendiri dengan mempergunakan sumber daya manusia disekitar proyek, yang nota bene adalah golongan petani. Tujuan proyek adalah membangun perkebunan budidaya tanaman buah dan budidaya ikan konsumsi dilengkapi dengan fasilitas penunjang restoran sunda dan penginapan/resort. P